OSPEK PPB-BK 2013 “Counselor is Here”

OSPEK (Orientasi dan Pengenalan Kampus) merupakan salah satu program tahunan dalam rangkaian penerimaan mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta. Di UNY sendiri, OSPEK dilaksanakan selama lima hari di mana di dalamnya memuat OSPEK Universitas selama dua hari, OSPEK Fakultas selama dua hari, dan OSPEK Jurusan selama satu hari.

IMG_3912

Salah Satu MABA PPB-BK Unjuk Yel-Yel

Program studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang tergabung di dalam Fakultas Ilmu Pendidikan pun tak ketinggalan menyemarakkan rangkaian kegiatan OSPEK tahun ini. Mengusung tema “Membangun Karakter Konselor Melalui Manifestasi Multikultural”, jurusan para calon konselor ini menghadirkan berbagai suku di Indonesia dalam acara OSPEK. Para mahasiswa baru dibentuk menjadi sepuluh gugus dengan nama suku Dayak, suku Bali, suku Dani, suku Bugis, suku Jawa, suku Batak, suku Betawi, suku Badui, suku Toraja, dan suku Asmat. Tema acara ini diharapkan mampu menumbuhkan karakter konselor yang mampu memahami arti penting multikultural sehingga hal tersebut tidak lagi menjadi hambatan dalam proses konseling.

Acara OSPEK jurusan PPB-BK dimulai dengan adanya technical meeting pada 16 dan 17 Agustus 2013. Dalam technical meeting tersebut, mahasiswa baru dan pemandu masing-masing gugus bekerja sama untuk membuat maskot yang sesuai dengan nama gugusnya. Selain itu, mereka juga mempersiapkan pentas seni yang akan ditampilkan saat OSPEK jurusan.

TM

Technical Meeting Bersama Pemandu

Puncak acara OSPEK jurusan pada tanggal 22 Agustus 2013 dimulai dengan perkenalan dosen jurusan BK kepada mahasiswa baru, kemudian dilanjutkan dengan FIP tour yang dimaksudkan untuk lebih mengenalkan kampus FIP dan khususnya lab jurusan BK kepada mahasiswa baru. Setelah itu berlanjut pada acara pensi. Penampilan pertama adalah penampilan dari suku Dayak dan Toraja dengan modeling aktor/aktris dalam film legenda. Penampilan ini sangat menarik perhatian dengan adanya modeling dari Wirosableng, Bawang merah dan Bawang Puitih, dan Tujuh Bidadari.

Penampilan kedua adalah drama dari suku Betawi dan Jawa. Kolaborasi dua suku tersebut menampilkan drama tentang Roro Jonggrang. Dengan beberapa adegan humor, drama ini menjadi tidak membosankan dan mengundang banyak tawa dari mahasiswa baru yang lain. Selanjutnya, penampilan ketiga adalah dari suku Dani dan suku Bugis dengan menyanyikan lagu Gundul-Gundul Pacul secara acapella. Penampilan ini juga tak kalah menarik dari dua penampilan sebelumnya.

IMG_3930

Penampilan PENSI dari salah satu gugus

Kemudian, disambung oleh suku Bali dan suku Asmat dengan tarian tradisional dan tarian modern. Penampilan ini mampu membuat teman-teman dari gugus yang lain ikut menggoyangkan badan. Acara pentas seni ditutup dengan puisis berantai dari suku Batak dan suku Badui. Pembacaan puisi berantai ini dapat membuat gelak tawa dari teman-teman lainnya.

Setelah acara pentas seni, maba PBB-BK disuguhi video hasil karya dari sie PDD. Video tersebut menampilkan perjalanan maba dari mulai proses registrasi hingga sampai ke OSPEK. Setelah itu, OSPEK jurusan dilanjutkan dengan acara tukar kado antar sesama mahasiswa baru. Acara ini dimaksudkan untuk membuat maba lebih saling mengenal satu sama lain. Kemudian, OSPEK jurusan ditutup dengan pengumuman pemenang pensi. Kali ini, suku Betawi dan Jawa mampu menunjukkan kreatifitasnya melalui drama sehingga dapat mendapkan gelar juara lomba pensi.

IMG_4009

Saling Tukar Kado antar MABA (Supaya Akrab)

Selain untuk pengenalan kampus dan mengakrabkan sesama mahasiswa baru, OSPEK jurusan juga diharapkan mampu mengenalkan mahasiswa baru pada organisasi mahasiswa di tingkat fakultas. OSPEK jurusan juga ditujukan untuk mengakrabkan hubungan antara mahasiswa baru dan para kakak tingkat melalui panitia dan pemandu. Semoga OSPEK jurusan PBB-BK akan menjadi semakin baik pada tahun-tahun berikutnya.

Siapa kita?

Di sini mahasiswa BK, di sana entah siapa. Di sini konselor muda, solusi seketika.

Konselor konselor konselor. Top! Top! Top!

-PMWI-

By HIMA PPB FIP UNY Dikirimkan di Event

Panitia Ospek Jurusan PPB-BK UNY 2013

No

Nama

Jabatan

1

Rudi Pramoko

Lila Dini Safitri

Eka Asriandari

SC

2

Fitriana Diah Proboastiningrum

Ketua

3

Septi Rohni Undari

Sekretaris

4

Indriyani

Bendahara

5

Ilham

Inas

Kurnia D.C

Fatmawati

Nurul Janah

Sie Acara

6

Rahman

Pipit

Ipit

Siti Nuramaliana

Anton

Sie PDD

7

Fajar Ilham

Iza

Adam Nur Atsnawi

Maulana Taufiq

Aditya Dani Wijaya

Sie Perkap

8

Wahyu

Intan Mutiara Miratannisa

Nano

Wia Bethania

Sie Humas

9

Susi Susanti

Etta Emaculatta Hapsari

Devi

Fitria Mayasari

Sie KSK

10

Dhea Eka Dewanti

Alefia Rakhma Maulida

Anisah

Rizqi Nugraheni

Sie Konsumsi

11

Ita Vitasari

Yulia

Laela Suhartanti

Wildan Isnaini Yahya

Sie P3K

Selamat dan semangaaat !!! Tuangkan kerja sama dan proses secara tanggungjawab.

Rahasia di Balik Sebuah Nama

Pernah mendengar ungkapan “What’s in a name?” atau apalah arti sebuah nama? Ya, petikan kalimat dari Juliet Capulet kepada Romeo Montague dalam roman Romeo & Juliet karya William Shakespeare tersebut memang sangat masyhur. Tak jarang orang menggunakannya sebagai jawaban ketika ditanya tentang namanya. Tapi betulkah nama tidak memiliki arti sebagaimana ungkapan tersebut ?

Lain lagi dengan Hellen Keller, seorang cendikiawati penyandang cacat ganda, tuna netra, tuna rungu, dan tuna wicara. Dia mengalami sendiri betapa penting dan berartunya sebuah nama. Dalam “Everything Has a Name”, ia menulis betapa cakrawala pemikirannya menjadi terbuka saat menyadari bahwa segala sesuatu ada namanya.

Secara psikologis, nama bukanlah masalah sepele. Nama bukan saja menjadi identitas bagi pemiliknya tapi nama juga dapat membentuk kepribadian dan mempengaruhi perkembangan emosi dan sifat-sifat pemiliknya secara langsung maupun tidak langsung.

Di Barat, banyak studi penelitian dilakukan untuk mengetahui bahwa pemilihan nama anak berpengaruh besar pada kehidupannya sampai dewasa. Misalnya, jika anak lelaki dinamai dengan nama yang mirip anak perempuan. Maka hal itu akan memicu problem perilaku pada kehidupannya.

Di sekolah pun, cenderung bermasalah. Ini tidak aneh, sebab memang rasanya janggal jika seseorang harus menerima fakta bahwa dia dipanggil dengan nama yang mirip anak perempuan, padahal dia lelaki. Belum lagi ejekan dari teman-temannya sendiri, atau salah sangka dari orang lain. Nama juga berpengaruh terhadap perilaku si anak. Menurut hasil penelitian tersebut, anak perempuan yang menyandang nama seperti lelaki memang menjadi tertarik pada bidang yang biasa disukai lelaki, seperti sains dan matematika.  Sedangkan anak perempuan dengan nama feminim cenderung tertarik pada bidang kemanusiaan dan penampilan mereka lebih feminim.

Pada tahun 1966, John McDavid dan Herbert Harari juga pernah meneliti pengaruh nama terhadap anak. Mereka mendapati anak-anak yang namanya tidak menarik biasanya sering dikucilkan oleh kelompok anak-anak seusianya. Sedangkan ketidakpopuleran anak juga akan mempengaruhi kemampuannya dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Begitu juga dengan nama yang memiliki kedekatan agama seperti Muhammad, Ibrahim. Kedekatan mereka terhadap agama lebih baik daripada mereka yang memiliki nama non-agama.

Sadar atau tidak sadar, sebenarnya setiap orang akan terdorong untuk memenuhi citra yang terkandung dalam namanya. Nama yang baik akan membawa anak mempunyai citra yang positif tentang dirinya, yaitu berkembang menjadi manusia yang memiliki kepribadian baik. Begitu juga sebaliknya.

Hal ini menjadi perhatian yang sangat penting bagi para calon konselor dalam memahami sebuah nama. Selain harus hafal akan nama-nama siswa yang nantinya sebagai kewajiban konselor untuk memberikan perhatian dan pengertian lebih pada siswa karena nama juga seakan sebagai identitas seseorang dalam mewakili kepribadiannya juga siapa itu dirinya. Perkembangan setiap orang selalu berbeda tergantung lingkungannya dan pergaulan disekitarnya. Selain itu, panggilan-panggilan yang kurang enak didengar dapat mempengaruhi tingkah laku siswa sehingga sikap dan laku yang seharusnya relevan dengan nama asilnya menjadi sebuah anomali-anomali yang meresahkan dirinya, baik secara bagaimana dia bersosialisasi, bertingkah, bersikap, maupun bertutur kata kepada orang lain atau pada lingkup teman sebayanya. (Dikutip dari majalah Ar-Risalah No. 120/ Vol. X/ 12 / Juni 2011)

Situs untuk Test Kepribadian (P.Tingkah Laku)

Situs 41q.com atau ipersonic.com bisa dijadikan alternatif untuk mengetahui kepribadian diri seseorang.

Hanya dengan mengisi jawaban atau mengkilik pernyataan-pernyataan yang ada, maka akan muncul hasil kepribadian kita. walaupun tidak seakurat panah membidik papan target, namun patut dicoba bagi sebagai bahan renungan atau referensi diri kita seperti apa, apakah introvert atau ekstrovert :).

untuk situsnya kunjungi :

http://www.41q.com/

http://www.ipersonic.com/test.html

NB: Pertanyaannya berbahasa inggris, bila diperlukan translate.google.com bila butuh untuk mengartikan kalimat/ kata yang dianggap kita tidak mengerti.

Prasangka Buruk ??? Why ??? (Bimbingan Sosial)

Pikiran & Hati kotor, hanya membuat orang terbelenggu. Berpositiflah, agar dunia ikut berpositif kepadamu ~ – Anonim –

~ Pahamilah diri sendiri, nilailah kita sebelum diri  kita menilai orang lain ~ – Anonim –

Setiap manusia pasti memilki persepsi yang unik dalam menyikapi suatu hal. Ada kalanya pemikiran kita dihantui dengan prasangka baik maupun prasangka buruk. Orang berprasangka buruk karena mempunyai tafsiran yang lemah, hal ini disebabkan bukan karena apa yang pertama kali dia lihat, tapi apa yang pernah dia lihat obyek-obyek sebelum-sebelumnya (pengalaman) sesuai dengan apa yang kita pikirkan pertama kali. Padahal mungkin itu hanya sebuah kebenaran saja atau bisa saja merupakan suatu hal yang tidak disengaja terjadi, sehingga kecenderungan untuk berprasangka baik menjadi lebih condong ke berprasanga buruk.

Prasangka buruk atau dalam bahasa arab disebut sukhudzon merupakan suatu sikap mendasar manusia, termasuk kita sendiri yang pernah mempersepsikan suatu hal yang melihat dari segi kelemahan atau negatifnya diri seseorang tersebut tanpa melihatnya lebih nyata akan obyek tersebut. Parahnya, efek dari prasangka buruk itu akan membuat si penafsir mencari kesalahan-kesalahan orang tersebut.

Mencari kesalahan orang lain bisa saja dipakai si penafsir , untuk memperkuat argumennya tentang prasangka buruknya terhadap si obyek yang dia prasangkai. Mungkin lebih parahnya lagi, nantinya bisa berlanjut ke jenjang permusuhan yang akan membuat tali silaturahmi mukmin menjadi putus.

Dalam kacamata islam, prasangka buruk merupakan sifat tercela yang membuat sesorang akan merasa dirinya paling benar dari yang lain, hal ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an :

 “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Surah ini memiliki makna tentang anjuran menjauhi prasangka buruk.

Untuk mencegah terjadinya prasangka buruk, ada kiat-kiatnya bila kita ingin benar-benar serius menjauhi sifat tercela tersebut, yaitu :

   1.  Berfikirlah Positif

Ya dengan berfikiran positif (kebalikannya dari berfikiran negatif) membuat hidup seseorang akan merasa tentram dan merasa nyaman. Terhindar akan berbuat suatu hal yang tidak diinginkan oleh orang lain yang mungkin tidak akan terjadi permusuhan dan batin yang mendalam terhadap orang lain. Kadang dengan berfikiran positif, maka seseorang yang kita sukai akan cenderung baik juga padakita tanpa ada pengabaian dalam berkomunikasi.

    2.  Belajar Mengerti akan Adanya Perbedaan.

Dengan kita belajar mengerti , memahami, memaklumi, menghargai akan adanya keunikan dalam sifat diri kita juga kepribadian orang lain, maka tumbuh rasa keterbukaan seseorang dan terhindar dari sikap diskriminatif (pilih kasih) yang dapat merugikan seseorang karena tidak adanya sikap ketidakadilan bagi orang lain.

    3.  Lengkapi Informasi

Ada kalanya sebelum berprasangka, lebih baik mencari bukti (informasi) nyata terlebih dahulu. Teliti dan cermati secara matang akan informasi yang kita dapatkan, agar nantinya tidak dapat menimbulkan sikap fitnah ketika kita menanyakan pada orang yang kita prasangkai, apakah benar/ tidak informasi yang kita peroleh.

     4. Tingkatkan Ibadah

Sering-seringlah mendekatkan diri pada Tuhan, dengan semakin meningkatkan kulitas ibadah merupakan salah satu cara yang efisien untuk menepis prasangka buruk serta membuat hati kita bersih dan damai. Merenung akan kesalahan kita, mengingat akan dosa kita, juga bisa membuat kita terhindar dari sifat prasangka buruk.

     5.  Permainan peran (role playing)

Permainan peran disini diartikan orang yang berprasangka diminta untuk berperan sebagai orang menjadi korban prasangka buruk, sehingga yang berprasangka akan merasakan, mengalami, dan menghayati segala penderitaan yang menjadi korban prasangka buruk. Kemudian akhirnya ia tidak berprasangka buruk.

     6.  Perbanyak Kegiatan

Isi waktu dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Ini agar tidak ada waktu yang terbuang percuma sekaligus mencegah timbulnya pikiran-pikiran negatif.

Gambar

Jadi, jauhilah prasangka buruk yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain disekitar kita sehingga hidup kita akan tentram dan damai, rukun akan bersosialisasi dengan masyarakat lebih baik daripada prejudice yang tanpa ada sebab. (Fajar Ilham’12)

Referensi :

Prasangka Buruk dan Cara Mencegahnya,  dapat diakses di :

http://www.nhablaisepascal.blogspot.com/2010/04/prasangka-buruk-dan-cara-mencegahnya.html

Hindarai Prasangka Buruk, dapat diakses di :

http://www.minbarindo.com/Dunia-Minbar/Akhlak-Dan-Moral/Hindari-Prasangka-Buruk.aspx

Prasangka Buruk, dapat diakses di  :

http://amarsuteja.blogspot.com/2013/01 /prasangka-buruk.html

Hardiknas Alarm Guru

Gambar

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS). Hardiknas diperingati sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dari Ki Hajar Dewantara dan para pahlawan pendidikan di Indonesia. Perjuangan mereka begitu keras agar warga negara Indonesia bisa mengenyam pendidikan secara merata. Sejauh ini pendidikan di Indonesia lebih baik dibandingkan pada masa-masa sebelum kemerdekaan. Namun, apresiasi terhadap Hardiknas sekarang ini masih kurang apalagi masih banyak peserta didik dan pendidik yang belum bisa memaknai Hardiknas secara benar. Melalui peringatan Hardiknas diharapkan tidak hanya sebagai kegiatan seremonial belaka, akan tetapi juga dapat menjadi wahana untuk menginstropeksi dan memikirkan kembali semua aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan ke depan, serta memompa semangat.

Terkait dengan pendidikan tak lepas dari sosok sentral biasa disebut “guru.” Guru tanpa tanda jasa itulah kata-kata yang sering kita dengar sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap jasa seorang guru. Begitu mulia profesi ini, memberikan sumbangsih kepada negara dengan mendidik anak bangsa menjadi anak yang cerdas tanpa mendapatkan penghargaan yang semestinya. Memang, guru merupakan profesi yang terhormat dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, mengevaluasi, menilai peserta didik  baik pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah demi tercapainya tujuan pendidikan nasional Indonesia. Siapa yang tak kenal dengan Soekarno, Hatta, Suwardi Surya Ningrat? Mereka adalah tokoh yang begitu hebat di Indonesia, tapi mereka takkan menjadi sosok-sosok yang begitu mengagumkan tanpa adanya campur tangan dari guru. Dapat disimpulkan betapa pentingnya peran guru dalam pendidikan untuk mencetak generasi emas penerus bangsa.

Hal mencengangkan ternyata datang dari sosok sentral pendidikan, masih banyak yang perlu dikembangkan dan diperbaiki dari seorang guru terutama dalam proses pembelajaran.  Masih banyak dijumpai metode pembelajaran dengan cara konvensional seperti mengajar dengan papan tulis, memberi catatan dengan mendikte, memberikan tugas yang tidak manusiawi, dll. Selain itu, dijumpai pula fakta bahwa pendidikan di Indonesia tak luput dari kekerasan fisik yang sangatlah merugikan bangsa dan negara.

Ketidakpercayaan terhadap guru juga terkadang mewarnai kegiatan proses pembelajaran antara siswa dengan guru, salah satunya disebabkan ketika seorang guru tidak dapat menjelaskan dengan baik karena penguasaan tentang materi yang diajarkannya terbatas. Terkadang guru juga lupa menanamkan nilai-nilai moral dalam kehidupan, padahal untuk mencapai kesuksesan juga harus diimbangi dengan moral yang tinggi. Untuk meningkatkan kompetensi dari guru, pemerintah sudah berupaya memberikan tunjangan gaji agar guru bisa menimba ilmu sebanyak mungkin. Tidak menutup kemungkinan sekarang ini terdapat sosok-sosok pahlawan pendidikan Indonesia yang berjuang ikhlas, mengorbankan (waktu, tenaga, dan materi), totalitas, dan mendedikasikan  hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa dan sayangnya belum diapresiasi oleh pemerintah. Tolak ukur kepuasan seorang guru bukan diukur dari seberapa banyak uang yang bisa ia peroleh, melainkan dari seberapa banyak ia dapat berguna bagi para siswanya.

Perlu diketahui pula dalam pendidikan seorang pendidik harus punya pedoman agar segala tindakannya tidak melenceng. Berikut ini adalah pedoman bagi seorang pendidik di Indonesia sebagai berikut.

  1. Berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
  2. Memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
  3. Berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
  4. Menciptakan suasana sekolah yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
  5. Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
  6. Mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
  7. Memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
  8. Memelihara dan meningkatkan mutu pendidik sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
  9. Melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan (Etika Guru Profesional terhadap Anak Didik).

Pendidikan Indonesia membutuhkan perubahan besar dari orang-orang yang mengelolanya. Seorang guru juga dituntut untuk mengembangkan diri dan kreativitasnya dalam membawakan sebuah ilmu yang ia geluti sehingga ilmu itu bukan hanya menjadi sekadar teori namun dapat menjadi nyata terlihat manfaatnya. Sudah sepantasnya juga melalui kesempatan menjadi seorang guru, nilai moral yang tinggi menjadi hal utama yang ditanamkan kuat dalam setiap lubuk hati para penerus bangsa, sehingga setiap penerus bangsa memiliki karakter kuat untuk membuat sebuah paradigma baru dalam segala bidang khususnya pendidikan.

Dapat disimpulkan bahwa kita perlu memaknai Hardiknas bukan hanya sebagai kegiatan seremonial belaka, tetapi juga sebagai ajang untuk instropeksi dan memperbaiki pendidikan di Indonesia lebih baik lagi ke depannya. Untuk itu diperlukan sosok pendidik yang berkompeten, punya dedikasi tinggi, rela berkorban (waktu, tenaga, dan materi) dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan bangsa.

Salam perubahan untuk pendidikan Indonesia.

Akademisi Memaknai Mendidik

Tanggal 2 Mei merupakan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan pahlawan yang menjadi tonggak konsepsi pendidikan untuk semua kalangan, sehingga tanggal 2 Mei juga diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional. Memori mengenai Ki Hajar Dewantara juga tak melupakan semboyang beliau Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Semboyan di atas merupakan penjabaran tugas seseorang dalam mendidik. Penjabaran tersebut adalah bahwa dalam mendidik harus memberi teladan, menciptakan ide, dan memberi dorongan atau semangat. Hal tersebut merupakan konsep mendidik yang tidak hanya berorientasi pada hasil akan tetapi juga pada proses.

Akan tetapi, yang terjadi pada sistem pendidikan nasional kini berbeda. Ujian Nasional menjadi satu-satunya syarat kelulusan merupakan wajah bahwa sistem pendidikan Indonesia yang  hanya mengorientasikan hasil.  Dengan demikian, merupakan hal wajar jika pengertian mendidik dipersempit menjadi hanya mengajar. Hal tersebut dikarenakan guru hanya merasa memiliki tanggung jawab untuk memberi meteri tetapi untuk pengembangan afektif dan psikomotorik terabaikan. Hal itulah yang menyebabkan pembelajaran moral pun hanya menjadi sekedar formalitas dan tawuran pelajar pun menjadi hal yang lumrah.

Memaknai hari Pendidikan Nasional, maka hal tersebut di atas merupakan tanggung jawab yang harus diselesaikan bersama – sama. Salah satu pihak yang mendapat amanah ini adalah para akademisi. Mereka merupakan pelaku yang berada di lingkungan perguruan tinggi. Kita mengetahui bahwa ekspetasi masyarakat terhadap perguruan tinggi sangatlah besar. Perguruan tinggi merupakan hal yang “wah” bagi masyarakat, sehingga konsepsi mengenai kuliah pun merupakan hal yang dianggap eksklusif. Dengan demikian, untuk menjawab ekspektasi masyarakat tersebut maka masalah yang timbul ini harus juga ada solusi terutama oleh akademisi yang berkecimpung murni di dunia pendidikan.

Gambar

Perombakan yang besar terhadap sistem pendidikan memang sangatlah dibutuhkan. Akan tetapi, merobohkan kebijakan secara sepihak pun bukan merupakan hal yang bijak. Memaknai hari pendidikan dengan semangat memperbaiki mutu pendidikan  dengan kurikulum yang sesuai bukan saja untuk kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik . Soft skill merupakan hal yang tidak boleh dilupakan untuk dilatih sejak dini. Hal tersebut karean setiap anak memiliki baka dan potensi yang bermacam – macam yang harus dikembangkan. Dengan demikian, prosesa pembelajaran pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Strategi pembelajaran sangatlah dibutuhkan, sehingga sesuai dengan kemampuan setiap siswa, mendidik bukan hanya mengajar karena ada pesan moral yang siap dalam tiap proses belajar.

Menurut Arini Rachmi Putrisyani bagaimana kita harus menyikapi Pendidikan Nasional?

Secara luas, bahwa pendidikan nasional bukan hanya dirayakan dan dilakukan dengan sebuah upacara, tapi dijadikan sebagai bangkitnya peradaban intelektual bangsa. Dimana kita menuntut ilmu dari mana, kapanpun, siapapun dan apapun.. karena ilmu tidak didapat dari bangku atau sekedar baca buku tapi bisa juga dari sekedar mengobrol pengetahuan ditemani secangkir teh hangat banyak membuka wawasan (dalam arti luas).

Tentunya, perlu juga kita memperdalam dengan menanamkan rasa ingin tahu. Belajar untuk memahami dan menganalisis sesuatu dalam bentuk kritis. Contohnya seperti :

  1. Tidak sekedar melihat lingkungan saja, tetapi juga ada kemauan untuk mengamati lingkungan. Membandingkan lingkungan satu dengan lingkungan yang lain sehingga tercipta budaya kritisasi.
  2. Belajar berpikir out of the book yaitu  berpikir di luar main stream pikir pada umumnya secara meluas.
  3. Mengembangkan pengetahuan. Pengetahuan tidak hanya mengajarkan bagaimana kita menyikapinya, namun bila diimbangi dengan mencoba untuk berkreatif apa-apa yang belum kita ketahui, membuat jalan pikir kita juga meluas.
  4. Tidak membatasi imajinasi. Cobalah untuk sering membaca sebuah bacaan yang tanpa ada gambar, lalu minimalisir dalam menonton tv. Karena dengan membaca, pikiran cenderung membuat kita berimajinasi bagaimana kejadian itu bisa terjadi secara bebas.

Hari  pendidikan perlu dimaknai juga sebagai awal perubahan. Oleh karena itu, semangat sangatlah diperlukan terhadap pemikiran terhadap kemajuan karena perlu pendidikan yang tepat pada generasi kita. Pendidikan bukan proses untuk materi tetapi  pendidikan adalah kehidupan ini sendiri.

(Dedinov 2013) 

Liga Futsal HIMA PPB-BK 2013

Pamflet Futsal (FE) F.K.Z.

Dengan Mengambil Tema “Respect, Fairplay, And Unity” yang bertujuan menjunjung tinggi rasa menghargai, sportivitas menuju sebuah kesatuan dengan acara lomba FUTSAL sebagai wadahnya untuk menyatukan antar kelas dan antar angkatan.

Tempat : Telaga Futsal 1
Hari : Minggu, 7 April 2013
Waktu : 09.00-Selesai
IDR : 100k
Trophy : Piala Bergilir

TM (Technical Meeting) : Senin, 25 Maret 2013 jam 17.00 di R.Sidang Ormawa.

Info lebih Lanjut :

 Rahman (089619110646)

 Nura (085659853535)